Selamat Datang di Blog kami

Pages

Jumat, 23 Mei 2014

Dampak Konflik pada Perilaku Anggota Organisasi

Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organizare, kemudian (inggris) organize yang berarti membentuk suatu kebulatan dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lainnya. Secara sederhana organisasi merupakan wadah dimana orang-orang berkumpul, yang ingin bekerjasama secara sistematis dan terpimpin dalam rangka mencapai suatu tujuan.
Dalam organisasi rentan sekali timbul konflik atau perselisihan antar anggota. Konflik terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
Konflik intra perorangan
Konflik ini muncul dalam diri seorang individu dengan pemikirannya sendiri ( individu mengalami semacam tekanan-tekanan dalam dirinya sendiri secara emosional ).
Konflik antar perorangan
Terjadi antara  satu individu dengan individu lain atau lebih, biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan sifat & perilaku setiap orang dalam organisasi.
Konflik antar kelompok
Terjadi apabila diantara unit-unit kelompok mengalami pertentangan dengan unit-unit dari kelompok lain, pertentangan ini bila berlarut-larut akan membuat koordinasi & integrasi kegiatan menjadi terkendala /mengalami kesulitan.
Konflik antar keorganisasian
Konflik bisa juga terjadi antara organisasi yang satu dengan yang lain, karena adanya ketidakcocokan  suatu badan terhadap kinerja suatu organisasi.

Konflik yang terjadi di perusahaan berdampak pada perilaku anggota organisasi. Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi, atau kelompok tertentu. Studi tersebut mencakup pembahasan tentang aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia yang bekerja di dalamnya, juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi dimana mereka berada.
Tujuannya memperlancar upaya pencapaian tujuan organisasi.

Berdasarkan kasus-kasus yang telah dibahas di kelas, berikut ini merupakan beberapa contoh konflik yang terjadi serta dampaknya terhadap perilaku anggota organisasi:
1. Kebijakan rencana pengurangan ongkos operasional yang dilakukan oleh British Airways berdampak pada aksi mogok para kru kabin serta pembatalan 1.100 penerbangan.
2. Perusahaan tambang emas  PT. Sumber Energi Jaya bersengketa mengenai wilayah dengan masyarakat adat motoling picuan Minahasa Selatan, peristiwa tersebut berdampak terhadap kegiatan operasional perusahaan serta menimbulkan kerusuhan.
3. PT. Rasyid Lampulo yang berinisiatif untuk melakukan merger antar kedua anak buah perusahaannya yaitu PT. Bank Buana dan PT. Bank Angkasa, inisiatif merger tersebut berdampak pada perilaku jajaran manajer kedua Bank yang saling melakukan resistensi.

Terjadinya konflik memang tidak bisa dihindarkan lagi akibat dari tingkah laku manusia yang berbeda. Konflik terdiri dari beberapa fase sebagai berikut:
1. Fase Klasik: konflik bisa muncul tapi bersifat sementara & harus diselesaikan pihak manajemen.
2. Fase Hubungan antar Manusia: konflik itu ada tapi bisa dihindari & perlu di atasi.
3. Fase Kontemporer: konflik adalah hal  yang tak dapat dihindari dari kehidupan organisasi. Konflik  merupakan kenyataan hidup yang harus dipahami & bukan ditentang.

Namun sebisa mungkin konflik harus dikelola sehingga bersifat fungsional artinya konflik yang terjadi dapat mendukung pencapaian tujuan. Berikut ini beberapa pendekatan perilaku organisasi:
1. Pendekatan kognitif menekankan aspek pemikiran manusia dan mengansumsikan bahwa perilaku adalah purposif yaitu diarahkan dan berorientasi pada tujuan. Proses kognitif seperti harapan dan persepsi membantu menjelaskan perilaku.
2. Pendekatan behavioristik, menekankan aspek perilaku yang dapat diamati (dalam konteks Stimulus – Respon) dan berbagai aspek lingkungan yg mempengaruhi perilaku.
3. Pendekatan kognitif sosial, menekankan bahwa orang, lingkungan dan perilaku itu berada dalam interaksi konstan satu sama lain dan secara resiprokal saling mempengaruhi. Pendekatan ini merupakan gabungan elemen kognitif dan behavioristik.

Kesimpulan
Konflik tidak dapat dihindarkan lagi akibat dari perilaku manusia yang berbeda. Namun konflik tidak selamanya merugikan organisasi atau perusahaan jika dikelola seoptimal mungkin sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap perilaku anggota organisasi. Konflik yang terjadi secara berkepanjangan perlu diwaspadai karena hal ini mengindikasikan bahwa konflik yang terjadi sudah mencapai tingkat tinggi atau jenuh sehingga perlu dilakukan penyelesaian.
Untuk melakukan penyelesaian konflik dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut: 
1. Dominasi & Penekanan
Dominasi atau kekerasan yang bersifat penekanan otokratik. Ketaatan harus dilakukan oleh pihak yang kalah pada otoritas yang lebih tinggi atau kekuatan yang lebih besar.
Meredakan atau menenangkan, metode ini lebih terasa diplomatis dalam upaya menekan dan meminimalkan ketidaksepahaman.
2. Kompromi
Pemisahan: pihak-pihak yang berkonflik dipisah sampai menemukan solusi atas masalah yang terjadi.
Arbitrasi: adanya peran orang ketiga sebagai penengah untuk penyelesaian masalah kembali ke aturan yang berlaku saat tidak ditemukan titik temu antara kedua pihak yang bermasalah.
3. Pemecahan Masalah Integratif
Konsensus: sengaja dipertemukan untuk mencapai solusi terbaik, bukan hanya menyelesaikan masalah dengan cepat.
Konfrontasi: tiap pihak mengemukakan pandangan masing-masing secara langsung & terbuka.
Penentu tujuan: menentukan tujuan akhir kedepan yang lebih tinggi dengan kesepakatan bersama.








0 komentar:

Posting Komentar