Selamat Datang di Blog kami

Pages

Minggu, 23 Maret 2014

Konflik Intrapersonal

BAB I
PENDAHULUAN
            1.1              Latar Belakang
Menjalani kehidupan di era kemajuan teknologi membuat apapun yang diinginkan tidak menjadi hal yang mustahil. Semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang diinginkan melalui berbagai media. Internet merupakan media online yang sekarang paling banyak digunakan karena dapat dengan mudah diakses menggunakan komputer maupun smartphone. Namun dibalik kemudahan tersebut, ada dampak positif dan negatifnya tetapi kembali lagi kepada niat individu yang dapat menentukannya.
Ketika dihadapkan pada dua pilihan, terkadang menjadi hal yang menyulitkan bagi setiap individu karena setiap alternatif pilihan terdapat konsekuensi yang harus diterima. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan konflik. Konflik tidak selamanya harus dihindari, karena dalam kehidupan sosial sering dijumpai berbagai macam konflik yang tanpa disadari selama ini pernah kita alami. Tidak hanya dalam kehidupan sosial, konflik dapat pula terjadi dalam proses perkuliahan. Sebelum lebih jauh membahas mengenai konflik secara keseluruhan, dalam makalah ini kami mengulas berbagai dasar pemahaman mengenai konflik sebagai pengantar.
Teori saja tidak cukup untuk membuat mahasiswa memahami manajemen konflik, oleh karena itu diselenggarakan praktikum agar dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari. Pada awal kegiatan praktikum manajemen konflik, kami diberikan berbagai gambaran mengenai jenis-jenis konflik yakni konflik intrapersonal, interpersonal (antar individu), dan interorganisasi (antar organisasi).
            1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan berbagai masalah yang akan dibahas yaitu:
a.       Apa yang dimaksud mengenai manajemen konflik ?
b.   Berbagai konflik intrapersonal yang dialami oleh setiap mahasiswa APP SDM 4C2.
c.      Solusi dan cara penyelesaian konflik intrapersonal.

1.3              Tujuan
a.       Memahami berbagai definisi manajemen konflik.
b.      Mengetahui konflik yang pernah dialami dan berbagi pengalaman.
c.  Menerapkan solusi dan cara penyelesaian konflik dari masing-masing mahasiswa.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1       Manajemen Konflik
Konflik dapat dialami oleh setiap individu, antar individu maupun antar organisasi. Konflik sudah menjadi hal yang lumrah dan tidak dapat dihindarkan namun dapat diredam dan diselesaikan. Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984). Perilaku berkomunikasi seseorang dapat mengindikasikan orang tersebut sedang terlibat konflik. Menurut Kilmann & Thomas (dalam Luthans, 1983 : 366) yang dimaksud dengan konflik adalah suatu kondisi ketidakcocokan obyektif antara nilai-nilai atau tujuan-tujuan, seperti perilaku yang secara sengaja mengganggu upaya pencapaian tujuan, dan secara emosional mengandung suasana permusuhan.
Berdasarkan argumentasi menurut para ahli tersebut, kami berpendapat bahwa konflik ialah sebuah gejolak yang dapat membuat seseorang merubah sikap karena terdorong untuk mencapai tujuan pribadi. Perubahan sikap tersebut karena apa yang diinginkan tidak sejalan dengan realitas. Hal ini menurut kami harus ditanggapi secara serius, karena dapat menimbulkan rasa yang tidak nyaman sehingga berakibat seseorang menjadi gelisah.
Untuk mengatasi kegelisahan akibat timbulnya konflik, maka harus ada pengelolaan konflik atau yang sering disebut sebagai manajemen konflik. Menurut Ross (1993) bahwa manajemen konflik merupakan langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Manajemen konflik dapat melibatkan diri sendiri maupun bantuan pihak lain dalam proses pengelolaannya. Dalam menyelesaikan persoalan konflik, berkomunikasi merupakan cara yang tepat agar mampu menafsirkan dan mempengaruhi kepentingan pihak yang terlibat.

Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu:
      1.      Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu:
a.  Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
b.      Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c.       Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
      2.      Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan.
      3.      Konflik antar individu dengan kelompok.
Konflik yang bertalian dengan cara individu menanggapi tekanan tentang kesamaan yang dilakukan kelompok kerja terhadapnya.
      4.      Konflik antar kelompok
Konflik yang terjadi antar unit yakni tidak adanya kolaborasi antar unit yang berakibat pada kurangnya kerja sama.
     5.      Konflik antar organisasi
Merupakan sarana mengembangkan produk baru, teknologi, jasa, harga, dan pemanfaatan sumber daya manusia.

2.2     Konflik Intrapersonal yang Dialami oleh Setiap Mahasiswa APP SDM 4C 2          
          Pada awal pertemuan kegiatan praktikum manajemen konflik Hari Jumat 21-03-2014, kami diajarkan mengenai materi praktikum oleh Pak Hasnin yang memberikan wejangan mengenai proses kegiatan selama praktikum, Ibu Wikan dan Kak Faiq yang memberikan kami pemahaman mengenai manajemen konflik terutama konflik individu dan organisasi. Pada awal pertemuan praktikum kami diberikan pemahaman mengenai jenis-jenis konflik. Jenis-jenis konflik diantaranya konflik intrapersonal, interpersonal (antar individu), dan organisasi dengan organisasi.      
Kami diinstruksikan untuk membuat kelompok yang terdiri dari 4 orang. Kami tergabung dalam kelompok  2 (dua) yang beranggotakan Ruli Azhari, Rikaz Hurairah, Diki Rahman, dan Dimas Anggun P. Selanjutnya kami diinstruksikan untuk menuliskan berbagai masalah/ konflik intrapersonal yang pernah dialami dalam kehidupan sehari-hari. Konflik intrapersonal mempunyai 3 macam bentuk yaitu pendekatan - pendekatan, pendekatan - penghindaran, dan penghindaran - penghindaran.
Berikut ini kami klasifikasikan berbagai konflik intrapersonal yang pernah kelompok kami alami:
      a.       Pendekatan - pendekatan (positif/ menyenangkan).
      Ruli Azhari: “Pada saat masih menjadi siswa SMK, pernah mendapat tawaran khusus dari wali kelas  untuk mengikuti test kerja di PT Denso tetapi di waktu yang bersamaan mendapatkan informasi bahwa         saya mendapatkan jalur undangan SNMPTN”.
      b.      Pendekatan - penghindaran (positif/ menyenangkan tetapi ada konsekuensinya).
      Rikaz Hurairah: “Membuat janji dengan organisasi champstick untuk hadir dalam rapat tetapi di hari yang sama dapat informasi bahwa harus menghadiri organisasi lain”.
    Ruli Azhari: “Mengikuti test untuk pelatihan di BLK Cevest Kemenakertrans, ketika sesi wawancara dihadapkan pada dua pilihan yakni diterima ikut pelatihan tetapi dengan konsekuensi harus hadir setiap hari agar mendapat sertifikasi keahlian, tetapi setelah saya lihat informasi perkuliahan ternyata lamanya proses pelatihan harus menghendaki saya tidak masuk di perkuliahan awal semester selama 1 minggu”.
     Dimas Anggun P: “Ketika berniat untuk hangout atau kopdar bersama teman-teman di senayan, ternyata ada konflik yang dialami oleh salah satu teman dan akhirnya terkena imbasnya”.
      c.       Penghindaran - penghindaran (negatif/ tidak menyenangkan).
      Diki Rahman: “Ketika awal kuliah di APP, mempunyai masalah dengan salah satu dosen”.

2.3       Solusi dan cara penyelesaian konflik intrapersonal
Setelah kelompok kami menguraikan berbagai konflik yang pernah dialami, kami sempat mendiskusikan mengenai cara penyelesaian yang masing-masing kami lakukan. Dimas Anggup P, mengatakan bahwa “ketika pada saat ia mengalami kejadian di senayan dirinya mencoba bertanya kepada salah seorang teman mengapa sampai terjadi keributan yang merugikan dirinya setelah itu ia mencoba mengatasi situasi dengan musyawarah sehingga berakhir damai”. Sementara itu Ruli Azhari berkata bahwa “pada saat diwawancarai dan ditanya mengenai kesediaan mengikuti pelatihan, ia mencoba untuk bernegosiasi dengan pewawancara supaya bisa ikut pelatihan namun izin untuk tidak sampai selesai mengikuti proses pelatihan, tetapi pewawancara tidak memberikan izin lalu ia memutuskan untuk merelakan tidak ikut pelatihan demi kepentingan perkuliahan”. Diki Rahman menceritakan “ketika dirinya mempunyai masalah dengan dosen ia mencoba untuk berfikir positif dan tetap mengikuti proses perkuliahan”. Sedangkan Rikaz Hurairah menjelaskan bahwa “Dirinya lebih mengutamakan untuk menghadiri rapat organisasi champstick karena telah membuat janji”.
Selain berdiskusi dengan kelompok sendiri, kami pun sempat berdiskusi dengan kelompok lain diantaranya dengan Muhamad Edi Kosasih, “ia menceritakan mengenai konflik pribadinya bahwa ia memiliki kebiasaan bergadang dan tidur larut malam sehingga ketika mengikuti proses perkuliahan terutama yang jadwal masuknya pagi ia sering mengantuk”. Dari kelompok kami diwakilkan oleh Ruli Azhari untuk menanggapi dan memberikan solusi kepada Muhamad Edi Kosasih. Ruli Azhari mengatakan bahwa “bergadang jangan dijadikan alasan untuk tidak produktif sehingga ketika bangun pagi hari masih terasa ngantuk, ia menjelaskan banyak orang sukses yakni pengusaha yang harus tidur malam dan bangun pagi tetapi tetap sukses dalam berbisnis”. Semua persoalan kembali pada dirinya masing-masing, siapa yang mampu bersikap bijak maka ia akan tetap mengalir dan sukses dalam sistem yang sedang berjalan. Tanpa disadari ketika berdiskusi pun sebetulnya kita sedang berkonflik karena tipe-tipe dan watak orang yang berbeda ada yang maunya menang terus dan ada yang tak ingin dikritisi namun gemar mengkritisi pihak lain. Ketika terjadi hal seperti itu, salah satu kiat untuk menggeneralisasi keadaan yakni melalui upaya berkolaborasi.Kolaborasi merupakan pendekatan penyelesaian konflik yakni berusaha untuk memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Konflik bentuk ini diubah menjadi situasi pemecahan masalah bersama (Sunyoto : 2012). Dengan berkolaborasi maka tidak ada pihak yang merasa menang dan kalah sehingga dengan demikian masing-masing pihak dapat menerima.



BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984). Karena konflik dapat dirasakan dan diekspresikan maka cara seseorang berkomunikasi bisa dengan mudah diamati apakah ia sedang mengalami konflik atau tidak. Secara umum konflik sudah menjadi hal yang lumrah dan dapat menimpa siapa saja. Tidak semua konflik berdampak negatif, ada juga konflik yang positif. Yang dapat menentukan baik buruknya sesuatu hanyalah diri kita masing-masing. Ketika mengalami konflik sebaiknya segera dikelola sehingga tidak menimbulkan salah penafsiran.
Mengelola konflik atau yang sering disebut sebagai manajemen konflik menurut  Ross (1993) yaitu langkah-langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga dalam rangka mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu yang mungkin atau tidak mungkin menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik dan mungkin atau tidak mungkin menghasilkan ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau agresif. Inti dari manajemen konflik yaitu membuat penafsiran bahwa konflik dapat dijadikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan jika dapat dengan bijak mengelolanya.

3.2       Saran
Memahami teori yang telah dipelajari harus diiringi dengan praktikum sebagai wadah untuk menimplementasikan ilmu yang telah didapat. Semoga dengan diadakannya praktikum manajemen konflik, kami selaku mahasiswa mampu mamahami mengenai konflik dan cara pengelolaannya. Kami berharap kegiatan praktikum ini mampu menambah pengetahuan dan kompetensi kami.




Referensi
Mahmud, Saifuddin. Ringkasan Mata Kuliah Manajemen Umum. Jakarta: Universitas Borobudur.1992
Sunyoto, Danang. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: CAPS. 2012
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik (Diakses tanggal 23 Maret 2014)

0 komentar:

Posting Komentar